Jumat, 21 Februari 2014

BU 3

BU-3: Aku tidak pernah mengeluh berada bersama orang-orang ini, bagiku mereka adalah teja separuh yg terhalang bukit-bukit mimpi, lalu bukit itu mengangkat mereka semakin tinggi dan indah, mereka adalah orang luar biasa yg pernah aku jumpai, dan itu hanya aku yg melihatnya.
Usman caesar wirahadi, orang yg memiliki psikomotor lemah, tetap belajar dengan gaya lamanya, duduk dibagian kelas paling belakang dan ingin membuktikan pada dunia bahwa bangku paling belakang tak membuat pelajar tertinggal, meski ia tahu posisi itu tak mendongkrak apapun selain tingkat kegagalan untuk seorang low physicomotor, tapi ia tetap melakukannya sepanjang waktu, sepanjang waktu sampai tahun berlanjut, Nazam, pemilik nama lengkap muhammad nazam saidul hanan ini adalah seorang pekerja keras untuk tetap kuliah, jika sekarang liburan semester maka saat masuk nanti, ku pastikan tangannya melepuh & kulitnya hitam legam lebih hitam dari sekarang, akibat romusa yang ia lakukan pada dirinya sendiri, semua agar ia tetap duduk bersama kami di sini, di Kelas Pathetic. Satu-satunya kebanggaan saat ini saat ia menyingkat nama lengkapnya menjadi Mohamed nazam, S.H, lalu tersenyum lebar seolah seorang dengan predikat summa cumlaude universitas indonesia, dan mulai bertitah dalam bahasa inggris versi lombok tengah. Lalu Pardata adalah bagian yg tidak bisa dipisahkan dari seluruh "Human disconceting" ini, seorang mahasiswa musisi yg lebih pandai menggunakan gitar dari pada balpoint, berjam-jam menghabiskan secangkir kopi dengan lagu yang tak pernah selesai, jika aku ada disitu, ia akan berkata degan gaya berbisik tapi keras "musIC iS mY liFE. . ,!!" seolah pemberontakan atas nilai C yg selalu ia dapatkan. Lalu ia memetik gitar, berprolog seadanya.
Intro menyayat,

bergumam . . .
sepenggal lagu,
dan ucapan terima kasih.
Lalu berbisik keras lagi "INI SinGEL kE-dUAA KU KAWAAN,, !!" aku mengangguk seolah paham, padahal tak pernah ku dengar lagu pertamanya, lalu aku tersenyum seolah aku pendengar Setia RRI MATARAM.
Satu lagi, irpan purnandy, orang yang selalu protes jika akhir namanya di ganti hurup -i. Menilai sepintas ia sama seperti mahasiswa lainnya datang ke kampus dengan gaya ariel peterpan, jika tidak bisa memetik gitar ia nyaris tak punya skill apa-apa. tapi di kamusku ia tetap luar biasa, pemilik "wonderfull dream. . " hidup dalam rencana-rencana besar, namun dunia belum sempat memberinya ruang karena sedikit mendapat pengakuan. Sekarang ia mengalami "chiken out" merasa memiliki kemampuan paling rendah dikelas. Terbukti saat pak Jupri memintanya berkomentar terhadap suatu topic yaitu "WOMAN" Kami menunggu suara dari pemimpi satu ini, seorang yg nyaris tak pernah tampil didepan kelas, dengan was was dan menahan tawa. Pada detik yang nyaris tumbang iapun bersuara

"women. . . . . ." dengan ekspresi menahan cebirit.
(audiens menahan napas)
"women. . . ." katanya kedua kali.
(audiens kian sesak)
"women. . . Is. . . "
(audiens menunggu menahan napas dan kencing)
"womeennn. . . Is ladddyy"
(dan kamipun bertepuk tangan), itu komentar pertama sejak aku satu kelas dengannya, ia adalah orang luar biasa, yang selalu memberi semangat dan ide-ide tak masuk akal.
Ide ide itu terwujud ditangan dingin Muhammad sibawaihi. . .
Sang Dirigén .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar