Jumat, 15 Maret 2013

Cerpen TOGEL Viden Sapuin

Jika ditempat lain musim kawin maka ditempatku musim berburu babi hutan, jika tempat lain musim duren atau musim srikaya. Maka tahun ini ditempatku musim Togel, kau tahu kan kawan? Yah... kau memang tahu...
Kuperingatkan, jangan sekali-kali tidur disebelah mereka para
'pejuang angka' demikian Saatudin menyebutnya, jika tidak. Beginilah akibatnya: mereka duduk disisimu harap harap cemas , seperti seorang ibu yang menunggu nomor antrean saat mengambil BLT.
Saat kau bangun, mereka melihat kearahmu seperti ingin mendengar berita penjelajahanmu dari alam lain.
"Katakan apa mimpimu anak muda? katakan!?"
Kau mngusap-usap mata mengumpulkan sisa-sisa rohmu yang tertinggal dialam tidur.
Mereka terus bertanya "katakanlah anak muda apa mimpimu"
Kau masih berusaha kembali keAlam nyata
Dan mereka berteriak...
"Cepatlah !! Apa mimpimu anakmuda"
Tiba tiba kau menjawab "tak ada bang, aku tidak bermimpi apa-apa"
"Ah kau ini tidur lagi dan bermimpi sana.!! Tak ada gunanya kau tidur spanjang malam. Tidurlah dan jangan lupa bermimpi"
***
Hari ini Saatudin duduk di poaronda, ia nampak seperti petugas PLN pencatat meteran listrik, Lengkap dengan spidol dan kertas angka, tentu kau tahu itu kertas apa kawan, ya...kau lebih tahu. Sejumlah nomor togel edisi dua dan empat angka dicatat dan dihitung peluangnya dengan metode Eliminasi substitusi dan Aritmatika lainnya. Entah sejak kapan dia pandai berhitung padahal aku tahu saat sekolah dasar ia akan berdiri menyanyi di depan kelas karena tidak menghafal perkalian sembilan.
Tiba tiba seorang peminta minta datang meminta sedekah, ia nampak kesal, tapi miris juga melihat orang tua itu. Akhirnya ia terpaksa, sekali lagi dengan terpaksa membagi separuh uang membeli togelnya, dan orang tua itu membalas dengan mengeluarkan selembar kertas dari dalam lipatan sarungnya, "jangan buka sebelum aku pergi" terlalu banyak menonton Brama Kumbara. Ia menurut saja. Orang tua itu berlalu dan lenyap diujung gang.
Ia mebuka lipatan kertas, wajahnya sumringah nampak seperti pemenang undian di televisi.
"2742" hanya itu isi kertas itu.
Ia senyum senyum sendiri seolah kesurupan setan pos ronda.
...... ,(bersambung dulu)